Jumat, 27 September 2013

This speech example bellow is mine. I made when I'm at 12th grade of senior high school for my final task for my speech class. Hope u guys enjoyed it :)



THE DIFFERENCE BETWEEN INDONESIA AND AUSTRALIA FOOD PORTION
Good afternoon sir, thank you for the oppurtunity that given to me to deliver my speech about “The difference between Indonesia and Australia food portion”. But before that, let me thank to God because of his blessings we all can gather here today.
Audients, today I have a funy fact about Indonesia food portion. Base on a survey that already done by  students from health faculty in Indonesia University on 2011, if we want to compare with Australia, Indonesia citizen eat so much food in a day. They eat a big portion of, rice, noodles,chicken, meat, fisk, pork, and also vegetables in a day, but in australia, people usually just eat cereal for breakfast, hamburger for lunch, and maybe some salad in night, or any smal portion of food. And what make it funny is, eventought we eat a lot of food, we still look small, short, dont have energy, and our thinking ability is still low.  Otherway, australian citizen look more healty, their body is good with all their muscle, they look fresh, tall, have a bright skin, with flush cheeks (bright pink), at least they look more passion for life.
Same with this fact, my teacher who get postgraduate scholarship in Australia, ever make a joke and say like this to me “in Indonesia, we eat a lot of food everyday, like a mountain of rice but how small we are. In Australia they just eat a little piece of bread and milk, but their body look like Ade Ray”.
Yes, so thats some proof that we definetely have a different food portion with Australia.
First, for me, if we eat a lot of food, it doesn’t matter, no rule that prohibit it. But we should check the nutrition so it isn’t useless. People in Indonesia usually just eat because they are hungry so just eat up everything. A mountain of rice in the morning, and the same in afternoon and evening. We dont have enough knowledge about a balance food, and dont really care about it.
And the second, economic problem that Indonesia people have is also the causes. Dont ask for a balance, healthy, and nutrition food, just to get some rice to survive, it feels like really hard.
So, audients, now we come in tho the conclusion of this speech. For me, I’m not blaming that Indonesia people is all wrong. The heredity and ancestors racial factor and also the culture and perseption that we have about food is extremely hard to change especially in this kind of our country condition. Maybe just some rich people can have a healthy portion of food. And the other? Dont ask, they will still eat everything like usual. But, out of that, for people that already know that balance portion isn’t always a big portion, may be should pay more attention for that so other people can she the benefit. Because healty is really important. All of your life plans is useless if you're sick.
Indonesia food portion :D
So thats all about my speech, thank you and God bless you.


  Australia Food Protion :)

Hay everyone (nobody see my blog actually), tonight I post a picture of things that I like the most in this universe. I dont know why I really obsess with water-beach-sea (dont know what it exactly call). I feel peace and freedom when I saw the sea water flow. It isn't static but always dinamis, like our life. Beside that, I'm really attrack to animals that move under the water. It really interesting for me. How grate is our God :)

Kamis, 26 September 2013


Can you catch this light?

How gratefull we are, that we can feel this light, get warm under it.

Do you already give thanks to God? For this Light? Or for this Life?
made it for a scholarship competition. didn't win it, but at least try. God knows hwo trying :)



Beasiswa : Kupon Emas Menuju Cita-Cita

Setiap manusia pasti punya impian atau mimpi yang ingin diwujudkan dalam hidupnya. Adanya impian menimbulkan semangat bagi manusia dalam menjalani hidup. Impian itu bagaikan bintang yang bersinar dalam hati.
Bagi para pelajar, hal yang pasti diimpikan ialah mendapat pendidikan yang baik dan mewujudkan cita-cita. Seorang pelajar yang idealis dan antusias tentu ingin melanjutkan pendidikan ke sekolah atau lembaga terbaik yang dapat dijadikan sarana untuk menggapai impiannya. Namun, perjuangan untuk menggapai impian tidaklah mudah. Terkadang bintang tertutup awan sehingga cahayanya redup atau bahkan cahayanya tidak terlihat sama sekali. Awan itu bisa berupa berbagai hal, salah satunya ialah sifat realistis yang berujung pada pesimistis.
Manusia selain memiliki sifat idealis dan antusias, juga memiliki sifat realistis. Sifat realistis bagaikan uang logam yang bersisi dua. Realistis dapat menimbulkan semangat optimis pada manusia, tetapi di sisi lain sifat realistis juga sering berujung pada timbulnya rasa pesimis. Sebagai contoh, saat seorang pelajar bernama Rudi menyadari bahwa dirinya memiliki potensi di bidang politik, ia menjadi sangat optimis bahwa ia bisa diterima di Fakultas Hukum Universitas XX sehingga ia menjadi sangat giat belajar. Namun, saat Rudi mulai belajar dengan giat dan mendapat nilai-nilai yang bagus, ia perlahan sadar bahwa ia dilahirkan di keluarga yang kurang mampu sehingga tidak mungkin dapat membiayainya kuliah hingga ke kota Bandung. Nyalinya menjadi ciut, Rudi menjadi pesimis, mulai menyalahkan nasib, dan dikalahkan oleh kepasrahan.  
Hal yang dialami Rudi adalah hal yang dengan atau tanpa disadari, juga dialami oleh banyak remaja di Indonesia. Kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan membuat rasa pesimis berakar kuat dalam hati dan mengalahkan semangat untuk menggapai impian. Banyak dari remaja Indonesia yang memiliki potensi yang luar biasa malah menjadi pasrah dan pada akhirnya cita-cita mereka tidak tercapai karena mereka sudah terlanjur patah semangat dan malas berjuang. Sangat miris nasib mereka padahal mereka adalah penerus bangsa yang kelak akan memimpin bangsa ini.
Tetapi untunglah, bintang tetaplah bintang, dan bintang yang sejati mampu untuk selalu memancarkan sinarnya sendiri. Di sisi lain, masih banyak remaja Indonesia yang walaupun dihimpit oleh masalah keuangan, tak pernah pudar semangatnya dan terus berharap akan ada kupon emas yang akan membawa mereka menggapai segala mimpi-mimpi. Kupon emas itu, tak lain dan tak bukan ialah beasiswa. Beasiswa adalah angin segar bagi kehidupan yang rasanya serba sulit. Beasiswa membuat bintang yang ada di hati anak-anak Indonesia bersinar semakin terang dan bintang itu menuntun mereka pada apapun cita-cita yang mereka impikan.
Layaknya kupon belanja yang memperbolehkan seseorang untuk membeli keperluan kita secara gratis, beasiswa memperbolehkan pelajar bersekolah secara cuma-cuma sehingga pelajar itu hanya perlu belajar segiat yang ia bisa sehingga dapat lulus dengan nilai yang memuaskan dan pada akhirnya dapat menjalani hidup dengan profesi yang diinginkan. Beasiswa dapat menjadi motivasi, baik bagi siswa yang telah mendapat beasiswa maupun yang belum mendapat beasiswa. Bagi siswa yang sudah mendapat beasiswa, ia harus mempertahankan nilai-nilainya agar dana beasiswa yang mengalir padanya tidak dicabut sedangkan bagi mereka yang belum memperoleh beasiswa, harus mempersiapkan diri dengan baik sehingga dapat memenuhi berbagai persyaratan beasiswa.
 Namun, hal yang perlu diperhatikan di era modern seperti sekarang ini ialah belajar saja tidak cukup, dibutuhkan kelincahan dalam menangkap peluang beasiswa yang ada. Lucunya, sering kali pelajar yang mampu dalam hal keuangan, lalai dan malas untuk mencari informasi tentang beasiswa-beasiswa yang ada. Orang-orang yang terbiasa hidup di tengah himpitan ekonomi biasanya memiliki mata yang lebih tajam untuk melihat dan menangkap peluang beasiswa karena mereka benar-benar merasakan arti beasiswa sebagai kupon emas dan saya ingin memiliki mata seperti orang-orang tersebut.
Secara pribadi apabila saya mendapat beasiswa, saya sangat ingin mendapat kesempatan untuk belajar di Oxford University. Saya tidak berasal dari keluarga yang mampu untuk membiayai saya kuliah hingga ke negeri Inggris, sehingga melanjutkan studi ke Oxford dengan biaya sendiri rasanya tidak mungkin. Namun, bintang yang bersinar dalam hati saya terus menyemangati saya untuk menatap ke depan, ke arah cita-cita yang saya impikan. Mendapat kesempatan untuk belajar di Universitas XX merupakan berkah yang luar biasa dalam hidup saya. Segala ilmu yang akan saya dapatkan di Universitas XX akan mempersiapkan diri saya untuk dapat melanjutkan studi ke universitas yang selalu saya idam-idamkan sejak kecil yakni Universitas Oxford. Saya akan memanfaatkan kupon emas itu dengan sebaik-baiknya dan berusaha semaksimal mungkin untuk belajar dan terus belajar sehingga kelak saya dapat meraih cita-cita, membanggakan orang tua, almamaterku Universitas XX, dan negaraku Indonesia tercinta. Sekian dan terimakasih.

 sumber gambar : google.com
need critic for this essay below, far from perfect but hope u guys enjoy it :)



Perbatasan Indonesia-Timor Leste : Pagar yang Berlubang
Ibaratnya sebuah rumah sebuah negara juga harus memiliki pagar. Bukan pagar besi atau pagar kayu seperti layaknya rumah, tetapi sebuah negara membutuhkan pagar perbatasan yang kokoh. Apa yang terjadi apabila pagar rumah berlubang? Tentu pencuri bisa dengan mudahnya masuk ke dalam rumah dan ini merupakan ancaman yang amat berbahaya bagi pemilik rumah. Coba kita bayangkan, apa yang terjadi jika yang berlubang adalah pagar perbatasan negara?
Kupang, 18 Juni 2012, kabur seorang tahanan kasus korupsi beras Bulog di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tersangka yang diketahui bernama Diarmanto kabur sebelum digelarnya sidang terhadap dirinya dengan agenda tuntutan korupsi beras bulog sebanyak 652 ton di gudang Dolog Kefamenanu yang merugikan negara sebesar kurang lebih 4 milyar. Dia diduga kabur dengan cara melompat pagar belakang gedung pengadilan setelah petugas lengah mengawasi yang bersangkutan. Mengatasi hal ini pihak kejaksaan segera berkoordinasi dengan kejaksaan se-daratan Timor terutama dengan Kejaksaan Negeri Atambua untuk menangkap tahanan karena diduga kuat tahanan melarikan diri ke daerah asalnya yakni Timor Leste.Setelah berbagai upaya pelacakan dan negosiasi melalui keluarga Diarmanto yang tinggal di Kupang, maka ditemukanlah titik terang masalah ini. Salah seorang pihak keluarga mengaku bahwa tersangka kini sedang berada di Aenaru (daerah terujung Pulau Timor yang termasuk daerah negara Timor Leste) dan telah berada disana selama 1 bulan. Polisi pun segera menangkap Diarmanto dan setelah  sidangnya dilanjutkan, Diarmato akhirnya dijobloskan ke dalam penjara.
Kasus ini tentu hanyalah segelintir kasus dari berbagai kasus kaburnya narapidana melalui pintu perbatasan Indonesia-Timor Leste. Tentu yang menjadi pertanyaan besar ialah bagaimana narapidana itu bisa lolos hingga ke Timor Leste? Apa yang terjadi dengan pengamanan perbatasan yang riuh dikoarkan dan  katanya dijamin oleh pemerintah? Apakah pagar yang susah payah dibangun antara Indonesia-Timor Leste lebih dari 10 tahun yang lalu sudah mulai karatan dan keropos bahkan berlubang alias jebol? Ataukah pagar itu belum berlubang namun ada pihak-pihak yang sengaja membiarkan pagar itu terbuka dengan lebarnya?
Kita tentu tahu bahwa daerah perbatasan merupakan daerah yang sangat vital sekaligus rawan bagi sebuah negara karena daerah ini tidak hanya menjadi benteng yang membagi wilayah geografis tetapi juga sebagai benteng pembelah ideologi, etnis, dan budaya. Sebagai negara yang berbatasan darat dengan berbagai negara tetangga, Indonesia mempunyai tanggung jawab besar untuk menjaga dan melindungi kedaulatannya karena pintu perbatasan sering dijadikan lubang tikus tempat keluar masuknya hal-hal yang merugikan negara seperti penyelundupan narkoba, barang-barang ilegal, dan terlebih seperti contoh kasus diatas, “sarana” kaburnya tahanan negara dari sanksi hukum.
Kaburnya tahanan melalui pintu perbatasan Indonesia-Timor Leste menurut saya terutama disebabkan oleh dua hal. Yang pertama ialah karena pihak-pihak yang diberi tanggung jawab untuk menjaga pagar perbatasan malah bisa dinego dengan sejumlah uang. Uang membuat mereka gelap mata sehingga tidak bisa lagi membedakan yang benar dan yang salah. Tingkat pendidikan dan daya pikir yang relatif rendah membuat mereka mudah dibelokkan pemahamannya oleh uang. Yang kedua ialah karena adanya kelemahan undang-undang sehingga daerah tertentu yang menjadi “daerah putih” atau daerah yang bebas perjanjian dan belum jelas kepemilikannya lemah akan pengawasan dan pengamanan. Perjanjian sementara tentang batas wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste yang ditandatangani pada 8 April 2005 memang hanya  menyepakati 907 koordinat titik batas atau sekitar 96% dari total garis batas darat. Terdapat beberapa segment di wilayah perbatasan yang masih mengganjal tercapainya kesepakatan akhir (final agreement) antara kedua negara sehingga dapat dijadikan sasaran empuk untuk kabur oleh pihak-pihak yang ingin lolos dari tangan hukum.
Kedua penyebab diatas apabila dibiarkan terus menerus tentunya akan membuat rentetan masalah yang terjadi di area perbatasan bertambah panjang dan menambah daftar permasalahan yang harus dihadapi negara. Sebagai warga negara Indonesia pada umumnya dan calon mahasiswa Universitas XX khususnya, apa yang dapat kita buat untuk menanggulangi hal ini? Apakah kita hanya bisa diam dan menunggu sampai pemerintah sendiri yang turun tangan?
Saya sebagai calon mahasiswa Universitas XX ingin menawarkan solusi sederhana yang kiranya membawa dampak untuk memperbaiki masalah perbatasan ini. Pertama, kita hendaknya berupaya agar ilmu yang telah dan akan kita dapatkan nanti tidak semerta-merta kita lupakan tetapi kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seoarang murid bertanya pada gurunya, mengapa sejak SD hingga SMA kita harus mempelajari begitu banyak pelajaran? Padahal cita-citanya ingin menjadi diplomat, lalu untuk apa belajar  fisika, kimia, dan sebagainya? Sang guru lalu menjawab : ilmu tidak diciptakan untuk dihafalkan, tidak juga diciptakan untuk diuji lalu diberi nilai. Nilai hanyalah angka yag diberikan oleh manusia, tetapi hakekat ilmu yang sesungguhnya ialah memanusiakan manusia, membuat pola pikir manusia maju dan mengasah logika berpikir sehingga kelak saat berhadapan dengan masyarakat, manusia itu tahu bagaimana ia harus bertindak dan tidak mudah dipengaruhi hal-hal negatif. Teman-teman calon mahasiswa XX, marilah kiranya kita menjadi mahasiswa yang arif, dengan segala ilmu yang kita dapatkan kiranya kita tidak mudah dibelokkan pendiriannya hanya karena uang. Hukum tetaplah hukum dan kita wajib mempertahankan aturan yang ada agar di masa depan Indonesia menjadi negara yang penduduknya berani dengan tegas mengatakan : Maaf, saya memang menbutuhkan uang untuk hidup saya tetapi saya tidak membutuhkan uang untuk membelokkan hukum dan komitmen saya. Selanjutnya, untuk masalah undang-undang perbatasan yang belum jelas kita serahkan pada pemerintah untuk mengatasinya.
Kita adalah penerus bangsa, masalah yang saat ini dihadapi indonesia adalah masalah kita di masa depan, karena itu kita perlu untuk peduli. Sekian dan terimakasih.



DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2012. Terdakwa Diarmanto kabur saat hendak sidang.
Slamet. 2011. Perbatasan RI-RDTL.
            http://linggaakmil98.blogspot.com/2011/03/v-behaviorurldefaultvml-o.html. Diakses tanggal 31 Juli 2013.